Model Pembelajaran Konvensional Vs Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Konvensional dan Model Pembelajaran Kooperatif, mana sih yang lebih baik untuk diterapkan dalam pembelajaran??
Dalam prakteknya hampir semua model pembelajaran bisa dikatakan baik jika memenuhi prinsip sebagai berikut. Pertama, semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar aktivitas siswa, maka hal itu semakin baik. Kedua, semakin sedikit waktu yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik. Ketiga, sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan. Keempat, dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelima, tidak ada satupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi, dan proses belajar yang ada (Isjoni, 2009). 
Nah sekarang coba yuk kita bahas model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran kooperatif..


Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran sehari-hari adalah model pembelajaran konvensional. Model ini sebenarnya kurang baik untuk kita gunakan sepenuhnya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran konvensional yang biasa digunakan biasanya terdiri dari metode ceramah dan penugasan.
Putrayasa (2009) mengatakan bahwa pembelajaran konvensional ditandai dengan penyajian pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian informasi oleh guru, tanya jawab, pemberian tugas oleh guru, pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti oleh siswa. Meski metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dari pada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran (Djamarah, 2006: 97).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional adalah cara mengajar yang menuntut keaktifan guru untuk menyajikan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Sintaks model pembelajaran konvensional, yaitu: 1) guru menyampaikan materi secara lisan, 2) guru mengadakan tanya jawab kepada siswa secara individual, 3) guru memberikan tugas kepada siswa secara individual, 4) secara bersama-sama membahas tugas, 5) guru dan murid menyimpulkan materi, 6) pemberian evaluasi.

Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin mengemukakan pendapatnya bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil, saling membantu untuk mempelajari suatu materi (dalam Tim penyusun, 2009). Selain itu, Hamid Hasan (dalam Komalasari, 2010) menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif  adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Suyatno: 2009).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil, saling membantu mengkonstruksi konsep dan memaksimalkan belajarnya untuk mempelajari suatu materi.
Roger dan Johnson (dalam Thobroni, 2011) mengungkapkan lima unsur dalam Cooperative Learning antara lain:  (1) prinsip ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, (5) evaluasi proses kelompok. Berikut penjelasan mengenai prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif.
1)        Prinsip Ketergantungan Positif
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung pada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Dengan demikian semua anggota kelompok akan merasa saling ketergantungan positif
2)        Tanggung Jawab Perseorangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
3)        Interaksi Tatap Muka
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing.
4)        Partisipasi dan Komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru harus membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi dengan cara memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggap baik dan berguna.
5)        Evaluasi dan Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif
Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat bekerja sama secara positif dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk mempelajari suatu materi. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif dibagi menjadi enam fase yaitu:
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2
Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok besar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
Fase 6
Memberi penghargaan
Guru mencari cara untuk menghargai upaya dan hasil belajar individu dan kelompok
                                                                       (Ulfah, 2010)
Menurut Asma (dalam Sukma, 2013) tujuan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
1)        Pencapaian hasil belajar berupa membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
2)        Terbentuknya sikap menerima perbedaan ras, agama, budaya, kelas sosial, dan kemampuan.
3)        Pengembangan keterampilan sosial berupa kerjasama dan kolaborasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah terjadinya pengembangan keterampilan sosial berupa kerjasama dan terbentuknya sikap menerima perbedaan dimana dalam kerjasama tersebut dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "Model Pembelajaran Konvensional Vs Model Pembelajaran Kooperatif"